Sabtu, 29 Desember 2012

Adam tidak kekal

Kalau di antara pembaca mempunyai teman akrab Kristen dan mau berdiskusi keagamaan, silahkan mencoba bertanya :

?Apakah dalam Bible ada ayat Allah atau para nabi termasuk Yesus pernah menyatakan dosa yang dilakukan oleh Adam diwarisi oleh anak keturunannya??

saya jamin para pembaca sekalian tidak akan mendapatkan ayat tersebut sampai kapanpun, walau sampai dunia ini kiamat atau sampai seekor gajah bengkak dapat masuk ke dalam lubang semut.

Karena memang tidak satupun ayat dalam Bible yang menyatakan Allah dan para nabinya mengajarkan bahwa dosa yang dilakukan oleh Adam diwarisi atau ditanggung oleh anak keturunannya, yang ada justru sebaliknya, dalam Bible Allah pernah berfirman yang menyatakan dosa tidak diwariskan kepada siapapun termasuk kepada anaknya sendiri :

Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. Yehezkiel 18:20

Yesus juga mengajarkan tidak ada dosa warisan, dengan sabdanya bahwa anak-anak belum mempunyai dosa dan berhak akan sorga :

Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga." Injil Karangan Matius 19:14

Namun, walaupun tidak bersumber dari ajaran Allah dan para nabi termasuk Yesus bahkan bertentangan dengan ajaran Allah, para nabi dan Yesus, orang-orang Kristen tetap meyakini bahwa dosa yang dilakukan oleh Adam diwarisi oleh anak keturunannya.

Dosa warisan adalah ajaran yang sama sekali tidak didukung oleh teks firman Allah atau sabda para nabi termasuk Yesus, namun hanya sebagai dugaan dan persangkaan belaka, yaitu diduganya atau disangkanya dosa yang dilakukan oleh Adam diwarisi oleh seluruh anak keturunannya tanpa kecuali termasuk Yesus karena Yesus juga anak keturunan Adam, anehnya menurut orang-orang Kristen Yesus tidak mewarisi dosa Adam, karena jika Yesus mewarisi dosa Adam, maka Yesus tidak layak menjadi penebus dosa.

Kita akan mencoba mengetahui alasan/penyebab oang-orang Kristen menduga dan meyangka dosa yang dilakukan oleh Adam diwarisi oleh anak keturunannya, tentunya tanpa menuntut dalil karena seperti yang telah saya kemukakan di atas tidak ada firman Allah atau sabda para nabi termasuk Yesus yang menyatakan dosa yang dilakukan oleh Adam diwarisi oleh anak keturunannya.

Orang-orang Kristen menduga bahwa Allah semula merencanakan menciptakan Adam untuk hidup kekal tanpa mengalami mati di dalam taman Eden, namun rencana Allah tersebut gagal karena Adam telah memakan pohon yang dilarang oleh Allah untuk memakannya, artinya, akibat perbuatan tersebut Adam akan mengalami mati dan tidak akan hidup kembali untuk selama-lamanya.

Masih menurut pemahaman orang-orang Kristen, tubuh Adam yang tidak kekal tersebut, akan melahirkan keturunan yang tidak kekal pula, yang artinya, setiap keturunan Adam akan mengalami kematian dan tidak akan hidup kembali untuk selama-lamanya, inilah yang dimaksud oleh orang-orang Kristen sebagai dosa warisan.

Masih menurut pemahaman orang-orang Kristen, semua keturunan Adam akan mati binasa untuk selama-lamanya kecuali dosa warisan tersebut ditebus, artinya harus ada penebusan dosa, dan menurut pemahaman orang-orang Kristen Yesuslah sang penebus dosa yang mati di tiang salib dan orang-orang yang hidup sebelum masa penebusan dosa akan mati binasa untuk selama-lamanya dan tidak mempunyai hak untuk masuk sorga, tidak peduli nabi Ibrahim, nabi Nuh, nabi Musa dan nabi-nabi lain sebelum Yesus apalagi orang-orang biasa, sehingga nasib para nabi suci dan orang-orang suci nasibnya sama persis dengan nasib Fir?aun bahkan sama dengan nasib hewan yang paling menjijikan seperti ?maaf- kecoa, tikus atau belatung sekalipun. Kalau dihitung-hitung tentulah Fir?aun lebih beruntung dan cerdas ketimbang para nabi suci utusan Allah, karena Fir?aun sempat puas menikmati dunia secara berlebihan sementara para nabi hidupnya penuh keprihatinan dan penderitaan untuk memperjuangkan agama Allah tetapi akhir dari semuanya adalah sama, yaitu sama-sama mati tidak akan hidup kembali dan tidak berhak masuk sorga.

Masih menurut pemahaman orang-orang Kristen, orang-orang yang hidup sesudah zaman penebusan hingga sekarang ini akan jauh lebih mulia dan terhormat asal mengakui Yesus sebagai penebus dosa daripada nabi Ibrahim, nabi Nuh, nabi Musa, nabi Ishaq, buktinya adalah para nabi tersebut sama sekali tidak berhak atas sorga sementara orang-orang yang hidup setelah zaman penebusan dosa berkesempatan dan berhak mendapatkan sorga, padahal jika diperbandingkan, perjuangan dan jasa para nabi untuk menegakkan agama Allah jauh lebih besar daripada orang-orang zaman ini yang sekedar mengakui Yesus sebagai penebus dosa.

Kembali lagi kepada pengertian dosa warisan, Allah mula-mula merencanakan menciptakan manusia dalam keadaan kekal hidup tanpa mati, tapi karena Adam melakukan dosa maka rencana Allah itu gagal, Adam akan mengalami mati begitu juga keturunannya ikut menanggung. Berangkat dari pengertian itulah lahir sebuah pertanyaan :

?Apa mungkin Allah yang Maha Mengetahui dapat gagal dalam merencanakan sesuatu ??.

Ternyata, setelah ditelusuri dalam Bible, tidak satupun ayat yang menyatakan bahwa Allah berencana menciptakan Adam untuk kekal selamanya di taman Eden, rencana Allah menciptakan Adam untuk hidup kekal adalah juga hasil penafsiran belaka atau persangkaan belaka, banyak ayat yang justru kuat menunjukkan bahwa memang sejak semula Allah akan menciptakan manusia yang perlu makan untuk bertahan hidup :

Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Kejadian 1:27

Menguasai ikan-ikan di laut, burung-burung di udara dan menguasai ternak, tentu saja untuk bertahan hidup, yang artinya sejak semula manusia memang diciptakan akan mengalami mati kalau tidak makan.

Kehidupan manusia yang sekarang ini, adalah telah sesuai dengan rencana Allah :

Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar (rencana) Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Kejadian 1:27-29

Sekarang ini sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia, beternak hewan seperti ayam, kambing, sapi, menanam padi dan membudi dayakan biji-bijian, apakah itu semua diluar rencana Allah? Tentu saja tidak, karena ada ayatnya yang menyatakan demikian. Lalu untuk apa manusia beternak, bertani ? jawaban ringkasnya adalah untuk memenuhi makanan manusia supaya tidak mati, apakah manusia makan supaya tidak mati diluar rencana Allah ?

Doktrin dosa warisan harus menyatakan bahwa manusia dapat mati sekarang ini adalah diluar rencana Allah, andai saja Adam tidak berdosa maka manusia akan kekal dan tidak akan mati.

Maka tidak diperlukan lagi peternakan, pertanian, penangkapan ikan-ikan di lautan dan segala macam urusan untuk bertahan hidup, karena tanpa itu semua manusia akan kekal.

Padahal Allah telah sangat jelas, sebelum menciptakan manusia, Allah telah merencanakan manusia untuk beternak, menguasai ikan-ikan di lautan dan burung-burung di udara, dan semua itu terjadi seperti sekarang ini, jelas sekali, doktrin Adam diciptakan untuk kekal bertentangan dengan firman Allah yang sangat jelas, doktrin penebusan dosa adalah buatan manusia untuk menselaraskan dengan doktrin penyaliban Yesus, untuk apa Yesus di salib ? untuk menebus dosa warisan, untuk apa Yesus menebus dosa warisan ? agar manusia memperoleh kembali kekekalan yang pernah direncanakan oleh Allah dan telah dihilangkan oleh Adam.

Itulah alasan yang menyebabkan orang-orang Kristen harus menyatakan bahwa dosa yang dilakukan oleh Adam diwariskan kepada anak keturunannya, dosa yang diwariskan tersebut sering dikenal dengan istilah DOSA WARISAN.

IMPLIKASI DOKTRIN DOSA WARISAN

Ada implikasi-implikasi yang tak dapat dihindari karena pemahaman dosa warisan :


Menuduh Allah telah berbuat dzalim kepada anak keturunan Adam, karena anak keturunan Adam yang tidak berbuat dosa harus ikut menanggung akibat dosa yang dilakukan oleh Adam.



Menuduh Allah tidak berbuat Adil, karena menjadikan para nabi suci yang telah berjuang dengan penuh keprihatinan dan penderitaan diberi nasib yang sama dengan manusia-manusia jahat yang berfoya-foya seperti fir?aun dan para pelacur, yaitu sama-sama tidak berhak masuk sorga.



Menjadikan PAUS, pendeta-pendeta, orang-orang Kristen jauh lebih mulia ketimbang para nabi sebelum masa Yesus, karena PAUS, pendeta-pendeta dan orang-orang Kristen berhak masuk sorga s-mentara para nabi tidak.



Menuduh Allah gagal dalam berencana, yaitu gagal dalam merencanakan Adam untuk hidup kekal.


Implikasi-implikasi tersebut menunjukkan bahwa ajaran dosa warisan tidak mungkin berasal dari Allah SWT, Allah itu Maha mengetahui dan Adil, tidak mungkin Allah gagal dalam merencanakan sesuatu, bila memang Allah merencanakan untuk menciptakan Adam hidup kekal, maka pasti rencana itu akan terlaksana, bila kemudian Adam dan keturunannya dapat mengalami kematian itulah rencana-NYA.

Dan tidak mungkin bila kemudian Allah menjadikan orang-orang seperti nabi Ibrahim dan nabi Musa yang sangat besar perannya terhadap tegaknya agama tauhid tidak berhak masuk sorga, sementara orang-orang yang hanya mengakui Yesus sebagai penebus dosa warisan walaupun setingkat pendeta atau PAUS justru sangat besar peluangnya untuk mendapatkan sorga, artinya kedudukan nabi Ibrahim atau Musa jauh sekali di bawah kedudukan pendeta di mata Allah, mungkinkah itu ?

Saya tidak hendak merendahkan seorang PAUS pemimpin terbesar agama katolik saat ini atau hendak merendahkan para pendeta, tidak, sama sekali tidak, namun menjadikan nabi Ibrahim dan Musa yang oleh Allah dipilih secara langsung untuk menegakkan agama Tauhid bernasib jauh lebih buruk ketimbang para pendeta atau PAUS sekalipun adalah sebuah ironi dan ketidakadilan Tuhan.

Padahal, dalam Bible jelas-jelas menyebutkan Allah memberkati nabi Ibrahim :

Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat Kejadian 12:2

Apa artinya diberkati, kalau kemudian nasib nabi Ibrahim sama saja dengan nasib Fir?aun dan nasib kecoa atau belatung, yaitu sama-sama menjadi tanah dan tidak berhak masuk sorga ?

Allah juga menjuluki nabi Ibrahim sebagai sahabat-NYA dan kekasih-NYA:

Bukankah Engkau Allah kami yang menghalau penduduk tanah ini dari depan umat-Mu Israel, dan memberikannya kepada keturunan Abraham. 2 Tawarikh20:7

Tetapi engkau, hai Israel, hamba-Ku, hai Yakub, yang telah Kupilih, keturunan Abraham, yang Ku-kasihi; Yesaya 41:8

Julukan-julukan kepada nabi Ibrahim oleh Allah sendiri, adalah julukan yang tiada arti apapun bila kemudian nabi Ibrahim mempunyai nasib yang sama dengan para pelacur, perampok dan Fir?aun yang telah bergelimang dosa, harta dan kepuasan dunia lainnya.

Pastilah tidak mungkin Allah berbuat demikian dzalim, yang paling mungkin adalah dosa warisan bukan ajaran Allah. Tanpa doktrin dosa warisan, maka tidak akan ada implikasi-implikasi liar semacam itu, implikasi hanya lahir dari salah diagnosa atau salah tafsir atas ajaran Allah, sama halnya bila dokter memberikan obat tapi salah diagnosa, bukan kesembuhan yang didapat, tapi implikasi yang akan berakibat kematian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar