Sabtu, 29 Desember 2012

Bukan dari YESUS

Ada seorang Nasrani bernama Adi bin Hatim yang selalu memakai kalung salib terbuat dari perak, pada saat itu Adi adalah seorang ketua suku yang bernama suku Thai? dan ayahnya adalah seorang yang sangat dermawan, suatu ketika Adi pergi ke Madinah untuk menemui rasulullah r atas anjuran istrinya yang menginginkan Adi mau masuk Islam. setelah sampai dihadapan rasulullah saw, rasulullah membacakan sebuah ayat QS. 9:31 yang artinya :

"Mereka (ahli kitab) telah menjadikan orang-orang alimnya dan para rahib sebagai rabb-rabb selain Allah"

"Mereka tidak beribadah kepadanya" kata Adi menimpali.

"Ya, para rahib itu mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram, lalu mereka mengikutinya, itulah bentuk beribadah kepadanya" jawab rasulullah kepada Adi.

Dialogpun berlangsung antara Adi dengan rasulullah yang akhirnya Adi masuk Islam setelah mengetahui sikap orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahibnya sebagai Tuhan selain Allah, kemudian Adi bin Hatim berkata :

"Sesungguhnya orang-orang Yahudi itu dimurkai dan orang-orang Nasrani itu tersesat".

Dari kisah tersebut, ada pelajaran yang paling penting untuk diketahui yaitu bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani tanpa disadarinya telah menjadikan tuhan-tuhan lain selain Allah, dan tuhan-tuhan lain yang dimaksud adalah para pemimpin agama mereka yaitu orang-orang alimnya atau rahib-rahibnya.

Para pemimpin agama itu, jika mengharamkan sesuatu yang dihalalkan oleh Allah, maka orang-orang Yahudi dan Nasrani itu mengikutinya dan meninggalkan ketentuan Allah, begitu juga sebaliknya, bila para pemimpin agama menghalalkan sesuatu yang diharamkan Allah, maka merekapun mengikuti menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah, prinsipnya apa yang disyariatkan pemimpin agama maka itu yang menjadi ketentuan agama dan dilaksanakannya.


Bukan Tuduhan Kosong
Seperti biasanya, orang-orang Kristen dalam pembelaannya atas kritik al-Qur?an seringkali menyatakan Islam hanya bisa melontarkan tuduhan kosong tanpa bisa memberikan bukti, sebetulnya, pembelaan tersebut bukan karena Islam tidak memberikan bukti, tetapi semata-mata mereka bisa menerima kenyataan.

Mari kita ambil beberapa contoh bukti tentang sikap mereka yang dinyatakan dalam al-Qur?an bahwa mereka telah menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahibnya sebagai tuhan selain Allah :


1. Menghalalkan apa yang Allah haramkan
Seluruh umat Kristen pasti mengatakan bahwa babi (daging babi) adalah halal dimakan, padahal dalam kitab mereka di perjanjian lama dinyatakan bahwa babi adalah binatang yang dagingnya haram untuk dimakan :

dan lagi babi, karena sungguhpun kukunya terbelah dua, ia itu bersiratan kukunya, tetapi ia tiada memamah biak, maka haramlah ia kepadamu. Imamat 11:7 terjemahan lama

Umat Kristen menghalalkan babi didasarkan pada surat tertulis Paulus kepada jamaat di Timotius :

Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur. 1 Timotius 4:4

Menurut paulus, segala jenis hewan adalah baik tak terkecuali babi, ular, buaya, tikus bahkan binatang yang paling menjijikkanpun asal diterima dengan ucapan syukur maka halal daging binatang tersebut.

Sangat nampak pertentangan Paulus dengan ketentuan Allah, di mana Allah sangat jelas telah mengharamkan namun Paulus menghalalkannya seperti yang termaktub dalam suratnya kepada jemaat Korintus :

Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun. 1 Korintus 6:12

Paulus bukanlah nabi dan juga bukan murid Yesus, sehingga segala pernyataannya tidak bisa digunakan untuk menghapus ketentuan Allah, Petrus saja yang seorang murid Yesus tidak dapat menghapus ketetuan Allah :

"Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh eng-kau nyatakan haram Kisah Para Rasul 10:15.

Paulus telah mengubah ketentuan Allah, dari yang halal menjadi haram dan dari yang haram menjadi halal, itulah yang dimaksud oleh al-Qur?an bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani telah menjadikan pemimpin agama mereka sebagai tuhan selain Allah.

2. Mengharamkan apa yang Allah halalkan.
Di dalam perjanjian lama, ada beberapa ayat yang mengisahkan orang-orang kudus yang melakukan poligami tetapi oleh Allah ditetapkan sebagai orang yang tak bercacat hidupnya dan diberkati, seperti Abraham (Islam : nabi Ibrahim), artinya orang yang melakukan poligami tidak berdosa di mata Allah atau dalam istilah hukumnya Allah menghalalkannya.

Bukti lain bahwa Allah menghalalkan poligami adalah adanya tuntunan Allah dalam berpoligami seperti yang tertera dalam Bible :

"Apabila seorang mempunyai dua orang isteri, yang seorang dicintai dan yang lain tidak dicintainya, ? maka pada waktu ia membagi warisan harta kepunyaannya?.. Ulangan 21:15-17

Namun, hukum halalnya poligami dalam aga-ma Kristen ternyata telah berubah menjadi sesuatu yang haram untuk dilakukan.

Sikap itu, tidak lain adalah karena Paulus telah menyatakan bahwa seorang Diaken atau seseorang yang ingin hidupnya tidak bercacat maka dia harus mempunyai satu isteri saja, pernyataan Paulus teraktub dala suratnya kepada jemaat Titus dan Timotius :

Yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu isteri?.. Titus 1:6

Diaken haruslah suami dari satu isteri dan mengurus anak-anaknya dan keluarganya dengan baik. 1 Timotius 3:12

Itulah maksud yang dinyatakan al-Qur?an bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani telah menjadikan pemimpin agamanya sebagai tuhan selain Allah.

3. Menghilangkan Syariat Allah
Dalam perjanjian lama ada ayat yang mensyariatkan sunat bagi manusia :

Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat. Dan orang yang tidak disunat ?.maka orang itu harus dilenyapkan?. Kejadian 17:10 & 14

Namun syariat bersunat telah dihilangkan oleh Paulus seperti yang termaktub dalam suratnya kepada jemaat Galatia :

Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. Galatia 5:2

Dan orang-orang Kristen telah mengikuti Paulus meniadan syariat sunat yang telah Allah tetepkan bagi manusia, dan tidak aneh kalau saat ini mayoritas Kristen tidak bersunat.

4. Mensyariatkan Hal Yang Baru
Natal yang selalu dirayakan oleh umat Kristiani setiap 25 Desember, ternyata bukan ajaran yang berasal dari Allah, Yesus ataupun murid-murid Yesus.

Tetapi Natal adalah ritual keagamaan yang diadopsi dari ritual keagamaan para penyembah berhala di era Romawi. Pada mulanya perayaan yang diadopsi Kristen tersebut adalah perayaan untuk menyembah dewa matahari yang jatuh pada tanggal 25 Desember. Natal baru ada 500 tahun setelah masa dakwah Yesus

Natal adalah perayaan yang mengikuti adat istiadat kaum pagan (penyembah berhala) agar orang-orang Kristen dapat membaur dengan masyarakat penyembah berhala sehingga agama Kristen dapat diterima dengan mudah oleh orang-orang penyembah berhala.

Pada masa sebelum agama Kristen lahir, di kawasan Mediterania, 25 Desember merupakan hari yang sangat penting karena dianggap sebagai hari suci. Orang-orang kuno beranggapan bahwa 25 Desember adalah awal musim dingin di mana matahari memulai perjalanan tahunannya mengelilingi langit, oleh sebab itu tanggal 25 Desember merupakan hari kelahiran matahari yang dirayakan secara besar-besaran.

Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa Natal adalah ritual yang mengikuti adat istiadat kaum penyembah berhala, karena berupa ritual kea-gamaan berarti Natal adalah sebagai salah satu bentuk ibadah yang berdasarkan adat istiadat.

Padahal dalam Injil Markus Yesus mengecam ibadah yang didasarkan adat-istiadat :

Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia,
Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia
Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri Markus 7:7-9

Apalagi Yesus sendiri tidaklah lahir pada tanggal 25 Desember melainkan lahir pada antara bulan Agustus hingga September, adalah wajar bila Yesus mengecam ritual Natal yang katanya untuk merayakan kelahirannya ternyata perayaan tersebut bertepatan dengan perayaan untuk kelahiran dewa matahari.

Tentu saja karena ritual Natal baru ada 500 tahun setelah dakwah Yesus, maka dapat dipastikan ritual Natal bukanlah syariat Allah dan Yesus, karena kalau Natal memang disyariatkan tentulah murid-murid Yesus akan melakukannya, tetapi tidak ada catatan bahwa mereka dan gereja-gereja awal melakukannya.

Itulah makna dari QS 9:31, mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahibnya sebagai tuhan selain Allah, mereka telah membuat syariat yang tidak pernah Allah buat.

Semoga kita umat Islam terhindar dari perbuatan-perbuatan seperti perbuatan-perbuatan orang-orang Yahudi dan Nasrani. Amien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar