Jumat, 08 Februari 2013

Kisah pemuda berdebat dengan pendeta



Ada seorang pemuda arab yang baru saja menyelesaikan pengajiannya di Amerika.Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi keistimewaan oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya. Selain belajar, dia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani.Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masuk Islam.

Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas berhampiran dengan sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja. Dia keberatan, namun kerana desakan akhirnya pemuda itu pun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku, sebagaimana kebiasaan mereka.

Ketika paderi masuk, mereka serentak berdiri bagi memberikan penghormatan lantas kembali duduk. Di ketika itu, si paderi agak terbeliak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, "Di tengah kita ada seorang Muslim. Aku harap dia keluar dari sini." Pemuda arab itu tidak bergerak dari tempatnya. Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun dia tetap tidak bergerak dari tempatnya.Hingga akhirnya paderi itu berkata, "Aku minta dia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya." Barulah pemuda ini berganjak keluar. Di tepi pintu dia bertanya kepada sang paderi, "Bagaimana anda tahu bahawa saya seorang muslim." Pendeta itu menjawab, "Dari tanda yang terdapat di wajahmu." Kemudian dia berganjak hendak keluar, namun sang pendeta ingin memanfaatkan kewujudan pemuda ini, iaitu dengan mengajukan beberapa soalan, tujuannya bagi memalukan pemuda tersebut dan sekaligus mengukuhkan anutannya.Pemuda muslim itupun menerima cabaran debat tersebut.

Sang pendeta berkata, "Aku akan mengajukan kepada anda 22 soalan dan anda harus menjawabnya dengan tepat." Si pemuda tersenyum dan berkata, "Sila!
Sang paderi pun mulai bertanya

Sebutkan satu yang tiada duanya,

dua yang tiada tiganya,

tiga yang tiada empatnya,

empat yang tiada limanya,

lima yang tiada enamnya,

enam yang tiada tujuhnya,

tujuh yang tiada lapannya,

lapan yang tiada sembilannya,
sembilan yang tiada sepuluhnya,

sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh,

sebelas yang tiada dua belasnya,

dua belas yang tiada tiga belasnya,

tiga belas yang tiada empat belasnya.

Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh!

Apa yang dimaksudkan dengan kubur berjalan membawa isinya?

Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyu-kainya?

Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!

Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diazab dengan apidan siapakah yang terpelihara dari api?

Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yg dia azab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?

Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar!

Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari? "

Mendengar soalan tersebut pemuda itu tersenyum dengan keyakinan kepada Allah. Setelah membaca basmalah berkata

Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.

Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT berfirman, "Dan Kami jadikan malam dan siang

Tiga yang tiada empatnya adalah kesilapan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.

Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan Al-Quran.

Lima yang tiada enamnya ialah solat lima waktu.

Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ketika Allah swt menciptakan makhluk.

Tujuh yang tiada lapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah SWT berfirman, "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang." (Al-Mulk: 3).

Lapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah SWT berfirman, "Dan malaikat-malaikat berada dipenjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu lapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka." (Al-Haqah: 17).

Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa: tongkat, tangan yang bercahaya, angin taufan, musim kemarau, katak, darah, kutu dan belalang dan *

Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah kebaikan. Allah SW berfirman, "Sesiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali ganda." (Al-An'am: 160).

Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudara Yusuf.

Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah Mu'jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah, "Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air bagi kaumnya, lalu Kami berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.' Lalu terpancutlah dari padanya dua belas mata air. "(Al-Baqarah: 60).

Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.

Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Subuh. Allah SWT ber-firman, "Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing." (At-Takwir: 18).

Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS.

Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam syurga adalah saudara-saudara Yusuf, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf pada berhampiran dengan barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala." Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, "tak ada cercaan terhadap kamu." Dan ayah mereka Ya'qub berkata, "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keldai. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keldai." (Luqman: 19).

Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapa dan ibu adalah Nabi Adam, Malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.

Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diazab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah SWT berfirman, "Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim." (Al-Anbiya ': 69).

Makhluk yang terbuat dari batu adalah Unta Nabi Shalih, yang diazab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).

Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu daya wanita, sebagaimana firman Allah SWT, "Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu amat besar." (Yusuf: 2).

Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 pada bawah teduhan dan dua pada bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah solat yang lima waktu, Tiga dikerjakan pada malam hari dan dua di siang hari.

Pendeta dan para hadirin merasa takjub mendengar jawapan pemuda Muslim tersebut.Kemudian dia pun mula hendak pergi. Namun dia membatalkan niatnya dan meminta kepada paderi agar menjawab satu soalan sahaja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta.Pemuda ini berkata, "Apakah kunci syurga itu?" Mendengar soalan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyembunyikan kekhuatirannya, namun tidak berhasil. Orang-orang yang hadir pada gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun dia cuba mengelak.

Mereka berkata, "Anda telah melemparkan 22 soalan kepadanya dan semuanya dia jawab sementara dia hanya memberi satu soalan tetapi anda tidak mampu menjawabnya!" Paderi tersebut berkata, "Sungguh aku mengetahui jawapan dari soalan tersebut, namun bimbang kalian marah." Mereka menjawab, "kami akan jamin keselamatan anda. "Sang paderi pun berkata," Jawapannya ialah: Asyhadu La Ilaha Illallah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.

Hukum Wanita Mengeritingkan Rambutnya




Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin

حكم تجعيد المرأة شعر رأسها
« باللغة الإندونيسية »






الشيخ محمد بن صالح العثيمين
مقتبسة من كتاب  فتاوى الجامعة للمرأة المسلمة : (ص:889-890)

جمع وترتيب : أمين بن يحيى الوزان


ترجمة: عارف شريف الدين
مراجعة: أبو زياد إيكو هاريانتو




Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin ditanya:
Jawaban:  Para ulama berkata: sesungguhnya tidak mengapa mengeritingkan rambut kepala. Ini pada dasarnya. Apabila wanita mengeritingkan rambutnya menurut cara yang tidak menyerupai wanita fasik lagi kafir, maka hukumnya tidak mengapa. Akan tetapi ucapan penanya ‘karena sesuatu (mode) yang mereka lihat di majalah’ saya memberi komentar terhadap kata-kata ini: Semestinya bagi wanita muslimah menjauhkan diri dari pakaian-pakaian ini, janganlah pusat perhatian mereka adalah majalah-majalah agar melihat apa yang dilakukan oleh para wanita kafir dan fasik, atau yang menyerupai mereka, lalu melakukan seperti perbuatan mereka. Sesungguhnya wanita tidak diciptakan untuk menjadikan dirinya sebagai gambar, dan sesungguhnya ia diciptakan untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala seperti selain mereka. Firman Allah subhanahu wata’ala:
قال الله تعالي: ﴿ وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ ٥٦ مَآ أُرِيدُ مِنۡهُم مِّن رِّزۡقٖ وَمَآ أُرِيدُ أَن يُطۡعِمُونِ ٥٧ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلرَّزَّاقُ ذُو ٱلۡقُوَّةِ ٱلۡمَتِينُ ٥٨  [الذاريات: 56-58] 
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. * Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya memberi Aku makan. * Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. (QS. 51:56-58)
Apabila wanita membuka untuk dirinya pintu mode seperti mode non muslim dan mode yang menyalahi adat istiadat, maka sesungguhnya ia meneluri jalan yang tidak ada batasnya. Bisa jadi ia akan sampai kepada mode yang tidak diragukan lagi keharamannya.
Hendaklah para wanita muslimah bertaqwa kepada Allah subhanahu wata’ala pada diri mereka dan menjauhkan diri dari perilaku seperti ini. Dan terhadap laki-laki, hendaklah mereka yang Allah subhanahu wata’ala menjadikan mereka sebagai pelindung terhadap wanita, agar mereka memperhatikan hal ini pada wanita-wanita mereka, melarang mereka dari mengikuti mode yang tidak ada kebaikan padanya. Sungguh saya merasa heran terhadap wanita-wanita tersebut dan laki-laki yang membiarkan mereka seperti itu, bahwa mereka meninggalkan adat istiadat mereka yang dibangun di atas rasa malu dan kehormatan kepada kebiasaan suatu kaum yang bukan atas posisi ini. Hal ini menunjukkan lemahnya kepribadian dari satu sisi dan sesungguhnya manusia menjadikan dirinya mengikuti orang lain, dan lemahnya iman dari sisi yang lain apabila mode ini menyalahi pakaian islami.[1]



[1] Fatawa lilfatayat faqath hal. 22.